Tuesday, June 15, 2010

Surat Untuk Mama

Kisah ini terjadi di suatu pagi yang cerah, yaa…mungkin tidak begitu cerah untuk seorang mama yang kebetulan memeriksa kamar putrinya. Dia mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop bertuliskan “untuk mama” di atas kasurnya dia mulai membuka surat itu

Mama tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat mama membaca surat ini aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi bersama kekeasih ku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia, mama pasti setuju meski dia banyak tato yang melekat di tubuhnya juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya. Dia sudah cukup dewasa walaupun belum begitu tua (aku pikir zaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua).

Dia sangat baik terhadap ku, lebih lagi dia ayah dari anak dalam kandungan ku saat ini. dia meminta ku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan bisa membesarkannya bersama. Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan ekstasi yang sangat luas, dia juga meyakinkan ku bahwa kawin lari tidaklah begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh.

Aku tahu kalau dia punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia pada ku dengan cara yang berbeda. Mama…jangan khawatir keadaan ku, aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diri ku. Salam sayang untuk kalian semua . oh iya , berikan boneka ku untuk adik ku, dia sangat menginginkannya.


Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, mama membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu

Ps :
mama…tidak ada satu pun dari yang aku tulis di atas itu benar, aku hanya ingin menunjukan ada ribuan hal yang lebih mengerikan daripada nilai rapor ku yang buruk. Kalau mama mau menandatangani rapor ku di atas meja, panggil aku ya…aku tidak kemana-mana, aku ada di tetangga sebelah.

No comments:

Post a Comment